Tuesday, July 17, 2012

Profil Rio Haryanto

Rio Haryanto
Indonesia memiliki Rio Haryanto. Tokoh muda belia ini masih berusia 19 tahun, tapi namanya berkumandang hebat di dunia balap mobil single seater. Pemuda kelahiran Solo ini beberapa kali berhasil mengibarkan bendera Merah Putih sebagai juara di balap mobil GP3 (dua tingkat di bawah F1). Hebatnya, itu dilakukan di sirkuit-sirkuit di Eropa. Kini, Rio berjuang di ajang GP2, satu tingkat di bawah F1.

Prestasinya lumayan hebat bagi seorang rookie, menempati posisi 15 klasmen umum dari 28 pembalap. Ia kini juga tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang mengantongi Super License, SIM khusus untuk mengemudikan mobil F1. Rio juga menjadi salah satu pembalap paling terkenal di GP2 karena memiliki penggemar paling banyak di ranah jejaring social Twitter. Mayoritas penggemarnya adalah anak-anak usia belia yang masih duduk di bangku sekolah SD, SMP, SMA. Berkat prestasi di ajang balap mobil, Rio menjadi idola anak mudah hingga kakek nenek. Sahabat Rio—sebutan bagi supporter Rio—menyebut Rio sebagai The Truly Indonesian Idol. Rio yang juga dikenal duta anti narkoba dan pulau Komodo ini mengawali karir balap ketika masih usia belia.
Rio saat uji coba mobil F1 tim Marussia di Silverstone
Rio lahir di Solo, Jawa Tengah, 22 Januari 1993. Di usia yang masih belia, 6 tahun, Rio sudah mahir duduk dibelakang kemudi gokart dan ikut dalam kejuaraan nasional. Rio langsung bisa menggebrak dunia karting nasional dengan serentetan prestasi teratas. Selang 2 tahun berikutnya, giliran kejuaraan tingkat ASEAN coba ditaklukkannya. Hasilnya tak mengecewakan.
Ia merebut juara ASEAN Kart Fetival. Catatan penting dari keikutsertaan Rio di ajang ini adalah bakat besar yang dalam dirinya. Hal ini dibuktikan ketika di lintasan balap, Rio kecil mampu tampil lebih baik dibanding lawan-lawannya yang usianya jauh lebih tua darinya.
Menginjak usia 10 tahun Rio mulai menapak ke jenjang yang lebih ketat, kejuaraan tingkat Asia Pasifik. Level berikutnya kembali bisa dilaluinya dengan mulus. Tiga tahun berturut-turut, sejak 2005 hingga 2007, Rio langsung bisa memimpin kelas Junior Asian Karting Championship.
Namanya semakin berkibar di ajang balap Asia Pasifik. Dalam kejuaraan Formula Asia 2.0 tahun 2008, ia menempati urutan pertama kategori Asia dan urutan ketiga kategori Internasional. Setahun berikutnya, Rio terjun ke kejuaraan balap mobil Formula BMW Pacific. Bungsu pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Peniwati ini telah menyabet 2 podium utama dari dua event di Sirkuit Sepang, Malaysia.
Rio beraksi dengan mobil F1 di Silverstone.
Separuh musim 2009 dilalui Rio dengan tujuh kali meraih podium pertama dengan total 11 kemenangan hingga di akhir musim. Inilah modal besar yang membawanya meneruskan karir balap di jenjang yang jauh lebih ketat, GP3 Series di tahun 2010. Kejuaran ini bisa dikatakan sebagai pintu gerbang pembalap muda untuk berkiprah di jenjang tertinggi balapan formula, yakni F1.
Di ajang GP3 Series, Rio bergabung dengan tim Marussia Manor Racing, tim satelit yang berafiliasi dengan tim balap F1 Virgin Racing. Di Manor Racing, Rio bergabung pembalap asal Inggris, Adrian Quaife-Hobbs dan James Jakes. Meski sebagai pembalap termuda di tim Manor, itu tak membuat Rio minder. Justru sebaliknya, ia tampil menawan dan berhasil meraih kemenangan pada balapan kedua seri Istanbul, Turki, 30 Mei 2010. Di sirkuit inilah bendera merah putih pertama kali ia kibarkan di atas podium juara. Selain itu, Rio juga beberapa kali berhasil meraih podium. Dia berhasil finis kedua pada race pertama di Silverstone, Inggris. Dia juga finis ketiga pada race pertama seri penutup di Monza, Italia, di bulan September 2010.
Hasil ini membuatnya mengunci posisi lima klasmen pembalap dengan 27 poin. Poin ini sudah cukup bagi Rio untuk menjadi yang terbaik di antara dua pembalap Manor lainnya. Sebagai hadiahnya, Rio diberi kesempatan untuk melakukan uji coba mobil F1 tim Virgin Racing. Rio melakukan uji coba dengan mobil F1 yang biasa digunakan Timo Glock dan Lucas di Grassi. Jadilah Rio sebagai orang Indonesia pertama yang mencicipi dahsyatnya performa mobil F1 VR-01 di sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi.
Rio berbincang dengan kepala mekanik tim Marussia F1
Kesempatan ini sekaligus menjadikan Rio sebagai pembalap termuda dalam sejarah yang pernah mengendarai mobil F1 dalam usia 17 tahun 300 hari. Rekor pembalap termuda sebelumnya dipegang Sebastian Vettel di usia  19 tahun 53 hari ketika mengendarai mobil F1 tim Williams untuk pertama kalinya di tahun 2006.
Rio membuka tes Virgin Racing dengan membawa kendaraan dari garasi begitu sirkuit dibuka. Dia tak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan akselerasi luar biasa dan sistem pengereman di kendaraan F1. Dua kali dia menjajal tes dengan total 21 putaran dihabiskannya sebelum masalah girboks menghentikan.
Situs GPUdate.net menulis pengalaman Rio ketika pertama kali mengendarai mobil F1. “Ketika pertama kali saya memasuki kendaraan, harus saya akui sangat tegang. Terutama karena begitu banyak orang bekerja di sekitar saya dan menyaksikan saya. Di GP3, kami hanya punya dua mekanik bekerja di kendaraan, tapi di sini ada 15 kru,” ujar Rio di situs itu.
Tahun 2011 Rio tetap membalap di ajang GP3 Series dengan Manor Racing. 4 seri awal dilalui dengan sedikit kesulitan karena setting mobil yang belum maksimal. Di balapan ke-5 Rio mulai unjuk kebolehan. Dia berhasil meraih podium juara di race I di Nurburgring, Jerman. Seminggu berkutnya, giliran sirkuit Hungaroring, Budapest, Hungaria ditaklukkannya. Di seri terakhir, di sirkuit Monza, Rio tampil sebagai runner up di race 1 dan podium ke-3 di race 2 sekaligus memantapkan posisi ke-7 di klasmen pembalap dengan total 31 poin.
Tahun 2012, Rio naik kelas ke ajang balap yang lebih bergensi, GP2. Balap GP2 merupakan balap mobil satu tingkat di bawah balap Formula 1 (F1). Sirkuit yang digunakan juga sama dengan sirkuit balap F1. Sebagai rookie (pemula), Rio tampil layaknya pembalap yang sudah berpengalaman. Dia tak sulit untuk beradaptasi dengan kecepatan mobil yang lebih kencang dibanding mobil GP3. Hasilnya, di seri perdana di sirkuit Sepang, Rio sudah mampu mendulang poin setelah mencetak waktu tercepat di race. Hingga di seri ke-7 dari total 12 seri yang dilombakan, Rio berada di posisi 15 klasmen pembalap dari 31 pembalap. Meski belum menginjak podium, kemampuan Rio mengemudikan mobil GP2 mendapatkan pujian dari komentator balap F1. Mereka tak ragu menyebut Rio sebagai The Best Overtaker Young Driver. Dia juga mendapatkan julukan “young rain master” setelah penampilan impresif (juara) di Nurburgring, padahal ketika itu sirkuit basah dan Rio nekat melaju dengan ban slick.
Dipandang sebagai pembalap muda bertalenta, Rio bersama rekan satu tim, Max Chilton, diberi kesempatan Marussia F1 Team untuk melakukan dua hari uji coba di sirkuit Silverstone, Inggris, 12-13 Juli 2012. Tes ini merupakan sejarah besar bagi Rio karena kesempatan inilah dia mendapatkan Super License, SIM khusus untuk mengemudikan mobil balap F1. 300 km (total 79 laps) dia tempuh di Silverstone dengan catatan waktu mendekati kecepatan pembalap regular Marussia F1 Team, Timo Glock. Persiapan matang untuk menapak jenjang balap paling prestisius di muka bumi ini, Formula 1.
Karir
   2002 – Juara nasional Go-kart kelas kadet
   2005 – Penghargaan IMI sebagai Atlet Gokart Junior Terbaik
   2008 – Juara Nasional Go-kart
   2008 – Formula Asia 2.0: ke-3, 121 poin
   2008 – Formla Renault Asia: ke-6, 160 poin
   2009 – Juara Formula BMW Pacific 2009
   2010 – GP3 Series: ke-5, 27 poin
   2010 – F1 Test, Virgin VR-01. Rio menjadi pembalap termudia di dunia yang melakukan test resmi mobil F1 ketika usianya baru genap 17 tahun 300 hari.
2011 – GP3 Series: ke-7
2012 – GP2 Series bersama tim Marussia Carlin, sementara di posisi 15 dengan 27 poin. Rio juga sukses mengantongi Super License, SIM khusus untuk balap mobil F1.

0 comments:

Post a Comment